LAPORAN BACAAN 3 (MANAJEMEN SEKOLAH)

 



Assalamualaikum Warahmtullahi wabarakatuh

Pada pertemuan ketujuh pengumpulan tugas mingguan makul magang 1. Saya akan membahas tentang Manajemen Sekolah. Apakah anda tahu tentang arti dari sebuah manajemen sekolah?. Manejemen sekolah merupakan sebuah hal yang dilakukan dalam mengelola dan mengatur sekolah. Tanpa manjemen sekolah maka segala urusan yang terdapat dalam sekolah akan terbengkalai. Manajemen sekolah secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian sebuah tujuan pendidikan baik berupa tujuan nasional maupun berupa tujuan kelembagaan yang hasilnya bisa dilihat berdasarkan beberapa faktor sebagai indikator kerja yang berhasil dicapai oleh sekolah. (sumber:Wikipedia).

Manajemen sekolah dikelola oleh lembaga sekolah agar pengelolaan urusan didalam lingkungan sekolah berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Selain itu manajemen sekolah merupakan hal yang penting agar segala hal dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu,manajemen dalam lingkungan sekolah harus dikelola dengan sebaik mungkin.

Berdasarkan konsep manajemen oleh Rahmania Utari manajemen sekolah merupakan sebuah proses dalam artian serangkaian kegiatan yang diupayakan oleh kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya. Segala proses  pendayagunaan semua komponen, baik komponen manusia maupun komponen non manusia yang dimiliki oleh sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara efisien. Manajemen sekolah memiliki tujuan untuk membantu pencapaian visi, misi, tujuan tahunan dan program-program dalam sekolah.

Tim peneliti dari Standford University, Amerika Serikat, yang mengobservasi 1.800 sekolah ditujuh negara termasuk Brazil dan India, menemukan bahwa perbedaan antara sekolah dengan performa yang tinggi dan rendah hampir 50% nya ditentukan oleh kualitas dan kebijakan dari kepala sekolah. Namun di Indonesia sendiri hingga saat ini peran kepala sekolah hanya dianggap sekedar pekerjaan administratif dan kebanyakan tidak terlibat dalam upaya perbaikan kualitas pengajaran. Daniel Suryadarma, anggota tim penelitian SMERU yang telah mengobservasi 20 Sekolah Dasar dan 5 Madrasah di daerah Karawang menemukan hanya sedikit saja peresentasi kepala sekolah yang memiliki semangat juang dalam meningkatkan pembelajaran siswanya. 60% lebih dari 25 kepala sekolah menyatakan target mereka ialah memastikan bahwa siswa kelas 6 memiliki nilai ujian yang baik. Hanya sekitar 20% saja kepala sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah mereka. Sangat sedikit kepala sekolah berinisiatif mengamati proses belajar mengajar dalam kelas, minimal sekali dalam sebulan.

Menindaklanjuti riset dari Daniel dan timnya, INSPIRASI (Yayasan Inisiatif Kepemimpinan Pendidikan Untuk Raih Prestasi) menerjunkan langsung tim ahli dan para peneliti ke 25 sekolah dan madrasah yang diteliti oleh SMERU. Tim tersebut mendampingi dan membekali kepala sekolah agar dapat mmengidentifikasi masalah di sekolah mereka dan menemukan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Manajemen sekolah merupakan salah satu dari tiga pilar pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Terdapat dua hal yang menjadi pendorong utama dalam pelaksanaan manajemen sekolah yaitu prinsip transparansi dan akuntabilitas. Transparansi berarti terdapat kemudahan akses bagi publik untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah yang dimulai dari RKS (Rencana Kerja Sekolah),serta laporan pelaksanaanya. Sedangkan akuntabilitas berarti bahwa semua rencana kerja dan pelaksanaannya dapat dipertanggung jawabkan.

1.      Manajemen Sekolah

Data sekolah akan terdata dalam dokumen dengan tertib, lengkap dan rapi serta tersimpan baik dan mudah ditemukan jika sudah di perlukan. Terdapat pembagian tugas diantara warga sekolah, proses perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban program sekolah yang telah dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Terdiri dari tampilan fisik sekolah, sarana prasarana pendidikan, pengembangan budaya sekolah yang bersifat positif. Tujuan manajemen sekolah adalah untuk membantu pencapaian visi dan misi serta tujuan tahunan berupa program-program sekolah yang telah ditentukan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam manejemen sekolah ada beberapa macam terdiri dari, kesiswaan, Peserta didik, Kurikulum, Ketenagaan, Sarana prasarana, Keuangan, Organisasi,  Ketatalaksanaan, Humas, Supervisi internal serta layanan teknis.

Fungsi manajemen sekolah menurut Sergiovanni dkk,1987 terdiri dari:

1.)    Planning (perencanaan)

Perencanaan merupakan susunan rencana yang dipersiapkan sebelum sebuah proses dilakukan sebagai upaya mengembangkan serta meningkatkan suatu kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang akan dicapai, bagaimana cara mencapainya, butuh waktu berapa lama  waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, berapa banyak biaya yang diperlukan serta berapa personil yang dibutuhkan. Fungsi perencanaan ini untuk membuat gambaran terkait hal-hal tersebut. Dalam hubungannya dengan sekolah. Sekolah harus membuat perencanaan dalam pengembangan sekolah yang berdasarkan program semester dan program tahunan yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan serta program yang dibutuhkan untuk pengembangan sekolah serta sesuai dnegan kebutuhan sekolah.

Contoh manajemen sekolah pada fungsi perencanaan pada manajemen peserta didik misalnya Perencanaan daya tampung peserta didik, Perencanaan penerimaan peserta didik baru. Perencanaan pada manajemen kurikulum misalnya Penyusunan RPP, Penyusunan satuan pelajaran, Penyusunan program tahunan dan semesteran, Penyusunan kalender pendidikan, menganalisis materi pelajaran.

2.)    Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. (Sagala,2007). Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melakukan tugas sesuai dengan prinsip pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dilakukan secara efektif jika membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi secara proporsional. Pengorganisasian yang diterapkan di sekolah berupa tingkat kemampuan kerja sama yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama para guru, tenaga kependidikan serta personal lainnya dalam menyusun serta mewujudkan hasil yang telah direncanakan menetukan struktur tugas, wewenang dan tanggungjawab, dan menentukan fungsi-fungsi setiap personil secara proporsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sehingga terlaksananya tugas pada berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian juga menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan sumber daya sekolah yang lebih proporsional.

Contoh manajemen sekolah fungsi pengorganisasian pada manajemen peserta didik misalnya Pengelompokkan peserta didik berdasarkan jurusan, pengelompokan peserta didik berdasarkan minat dan bakatnya. Contoh pada manajemen kurikulum misalnya Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler, Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan, Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan, Penyusunan jadwal pelajaran,dan  Pembagian tugas mengajar

3.)    Leading (Pengarahan)

Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan secara bersama tetap melalui jalur yang telah disepakati bersama, tidak menyimpang yang pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Menurut Rifai (1972) secara operasional pengarahan dapat dipahami sebagai pemberian petunjuk bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan, memberikan bimbingan selanjutnya dalam rangka perbaikan cara-cara bekerja, mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan instruksi yang diberikan agar tidak menyimpang dari arah yang ditetapkan, menghindarkan kesalahan-kesalahan yang diperkirakan dapat timbul dalam pekerjaan, dan sebagainya. Jadi pengarahan harus dilakukan oleh pengarah yang mempunyai kemampuan kepemimpinan agar orang yang diarahkan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Contoh manajemen sekolah fungsi pengarahan  pada manajemen peserta didik misalnya Pembinaan kedisiplinan, Pencatatan kehadiran peserta didik, Pengaturan perpindahan peserta didik, serta Pengaturan kelulusan peserta didik. Contoh pada manajemen kurikulum misalnya Pengaturan pelaksanaan kegiatan tahun ajaran baru dan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

4.)    Controlling (Pengawasan)

Menurut Oteng Sutisna (1983), mengawasi adalah proses dengan mana administrasi melihat apakah apa yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, jika tidak maka penyesuaian yang perlu dibuatnya. Sedangkan Johnson (1973) menyatakan bahwa pengawasan adalah fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap recana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realisasi perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki, kemudian hasil pengawasan dipergunakan untuk perbaikan kinerja sekolah (Sagala,2007). Pengawasan dan pengendalian sekolah harus dilakukan oleh kepala sekolah , pengawasan layanan belajar harus dilakukan oleh supervisor, dan pengawasan layanan teknis kependidikan dilakukan oleh tenaga kependidikan yang diberi kewenangan untuk itu. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksnakan dengan lebih baik.

Contoh manajemen sekolah fungsi pengawasan pada manajemen peserta didik misalnya Pemantauan peserta didik, dan Penilaian peserta didik. Contoh pada manajemen kurikulum misalnya Supervisi pelaksanaan pembelajaran.

2. Tujuan Manajemen

Sekolah Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan meningkatkan relevansi pendidikan di sekolah, dengan adanya wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mengelola urusannya sendiri.

Adapun menurut E. Mulyasa, tujuan Manajemen Sekolah adalah: a.) Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. b.) Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah. c.) Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu.

Manajemen Sekolah bertujuan untuk memberdayakan sekolah melalui pemberian otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Secara rinci, Tujuan Manajemen Sekolah menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah : 1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. 3) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolah. 4) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

Semoga blog ini bermanfaat bagi para pembaca, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.       

 

 

 

 

 

REFERENSI

http://srihendrawati.blogspot.com/2012/02/fungsi-manajemen-sekolah.html

Supriono Subakir dan Achmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (Surabaya: SIC, 2001), h. 5 7 E.

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 25

Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah: Buku I Konsep dan pelaksanaan MPMBS, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 5

 

Komentar