LAPORAN BACAAN 9 (KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)

 



KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang umum maupun yang khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan pelajaran lainnya. Karakteristik Pendidikan Agama Islam terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

A.  Kognitif

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual. Seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir. Dalam aspek kognitif terdiri beberapa materi yaitu materi berisi fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

·         Materi fakta : segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran,  meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya Contoh : Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam: Peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw, Peristiwa kelahiran Rasulullah yang dikenal dengan tahun gajah, peristiwa dibangunnya ka’bah dll

·         Materi konsep : segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi  Perbedaan, tingkatan, kedudukan,dan sebagainya.Contoh : Mata pelajaran Aqidah Akhlak :Rukun Islam terbagi mejadi 5, rukun iman terbagi menjadi 5, jumlah malaikat yang diketahui ada 10 malaikat, Nabi yang wajib diketahui ada 25 dll

·         Materi prinsip : berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh : Mata pelajaran Al-qur’an hadis :Dalil tentang kewajiban berpuasa  terdapat pada Q.S Al-baqarah ayat 183 dll

·           Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu system.Contoh :Mata pelajaran Fiqih :Tata cara melaksanakan sholat wajib, tata cara mandi wajib, tata cara wudhu dan thaharah, tata cara membayar zakat dll

B.       Afektif

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Afektif merupakan suatu penilaian diri bagi peserta didik dan bagi guru agar mampu memberi cara berfikir yang berkembang. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.

Tidak semua karakteristik afektif harus dievaluasi di sekolah. Beberapa karakteristik afektif yang perlu diperhatikan (diukur dan dinilai) terkait dengan mata pelajaran PAI di sekolah adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai (Dikdasmen, 2003)

·     Sikap berhubungan dengan intensitas perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek psikologik (misal kegiatan pembelajaran, atau mata pelajaran). Minat berhubungan dengan keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek psikologik, atau pilihan terhadap suatu kegiatan. Konsep diri berhubungan dengan pernyataan sendiri tentang keadaan diri sendiri, tentang kemampuan diri terkait objek psikologiknya. Nilai berhubungan dengan keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan.  

C.  Psikomotorik

Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin. Ranah psikomotor erat kaitannya dengan kerja otot yang menjadi penggerak tubuh dan bagian-bagiannya, mulai dari gerak yang paling sederhana seperti gerakan-gerakan dalam shalat sampai dengan gerakan-gerakan yang kompleks seperti gerakan-gerakan dalam praktik manasik ibadah haji. Pengukuran karakteristik (gerak) dalam ranah psikomotor dilakukan terhadap proses maupun hasil belajar yang berupa tampilan perilaku atau kinerja. Dalam hal ini kita bisa menggunakan kriteria atau prinsip-prinsip : kecermatan, inderawi, kreatif, efektif.

1.      Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti.
Pendidikan Agama Islam mengikuti aturan yang sudah jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu adalah al-Quran dan al-Hadits.  Pendidikan pada umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan sebagai mana adanya dan diserahkan kepada manusia yang hendak mengarahkan pengetahuan itu. Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat relative, sehingga tidak mengarahkan ke arah mana pengetahuan tersebut digunakan, sedangkan Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak seperti pendidikan umum.

2.      Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.
Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat di indera dan diakali, berbentuk pengalaman factual maupun pengalaman pikir.
Sisi pertama lebih menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi kedua lebih cenderung menekankan pada kehidupan akhirat namun, kedua sisi ini tidak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh karena itu, kedua sisi ini selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan usahanya, karena memang Pendidikan Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia dan akhirat.

3.      Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah
Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah, hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan norma-norma yang berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar Agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

4.      Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai sebuah misi dakwah, kaum muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari dakwah.
Karena itu dengan menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula menegakkan agama, yang tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah.

Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah.
kiprah Pendidikan Agama Islam merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah, dari segi mengajar, pekerjaan itu terpuji karena merupakan tugas yang mulia, disamping tugas itu sebagai amal jariah, yaitu amal yang terus berlangsung hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dengan ketentuan ilmu yang diajarkan itu diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu diajarkan secara berantai kepada orang lain

Komentar